Buol Genting Kepribadian! Tindakan Kebersamaan Menuntut Pengusutan Kasus Kekerasan Seksual

BUOL, – Gelombang protes pada ramainya kekerasan seksual bergema lagi di Kabupaten Buol.

Beberapa komponen warga mengumandangkan sikap tegas dalam tindakan bertema “Kebersamaan Anti Kekerasan Pada Wanita dan Anak”.

Tindakan ini adalah bentuk kedukaan sekalian tekanan kepribadian pada lambannya penegakan hukum atas beberapa kasus penghinaan seksual yang terjadi, khususnya yang mengikutsertakan figur public.

Dalam tindakan yang dilakukan pada Selasa (5/8/2025), Rifal Tangahu sebagai koordinator lapangan, dalam pidatonya sampaikan jika faksinya minta ke aparatur penegak hukum untuk memberi transparan hukum dan pelindungan pada korban kekerasan seksual.

“Kami minta ke aparatur penegak hukum untuk memberi transparan hukum dan pelindungan pada korban,” katanya dengan suara tegas dalam pidatonya.

Selainnya menuntut keadilan, massa mengutamakan keutamaan pelindungan untuk korban dan transparan dari aparatur penegak hukum (APH) dalam tiap proses hukum yang berjalan.

Jargon “Buol Genting Kepribadian” yang dimuat dalam alat peraga tindakan menjadi pertanda jika warga memandang keadaan ini sebagai kritis nilai dan kemanusiaan yang tidak dapat kembali ditolerir.

Tindakan ini menambahkan penekanan pada faksi kepolisian, kejaksaan, dan instansi legislatif terutama di Buol supaya selekasnya ambil langkah serius.

Dalam pada itu, Kapolres Buol AKBP Irwan saat lakukan audiensi dengan massa tindakan memberi info jika faksinya tetap lakukan proses hukum berkaitan dengan tuntutan massa tindakan.

“Prosesnya masih kami teruskan, tetapi kami harus waspada dan harus memakai azas praduga tidak bersalah,” terang Irwan.

“Saat sebelum kami memberikan kasusnya ke kejaksaan, kami perlu kumpulkan banyak bukti kuat supaya kasus itu tidak dibalikkan karena dipandang tidak komplet,” katanya tegas.

Posted in Berita | Leave a comment

Pemkab-Buol mulai pembangunan laboratorium kesehatan warga

Buol – Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Buol, Sulawesi tengah mengawali pembangunan laboratorium kesehatan warga (labkesmas) berada di Kelurahan Leok II, Kecamatan Biau untuk tingkatkan servis ke masyarakat di tempat.

Bupati Buol Risharyudi Triwibowo di Buol, Selasa, menjelaskan keutamaan Labkesmas Kabupaten Buol yang sekarang ini mempunyai 14 puskesmas dan dua rumah sakit.

“Pasti karena ada labkesmas, warga di tempat tertolong dalam terhubung service pemeriksaan laboratorium, baik pemeriksaan klinis atau pengetesan contoh, seperti pengetesan air minum isi kembali,” katanya.

Sejauh ini, ucapnya, untuk lakukan pemeriksaan berkaitan dengan laboratorium kesehatan faksinya harus ke Kota Palu atau Gorontalo.

“Pembangunan ini harus dilakukan sama sesuai ketentuan dan proses yang berjalan,” katanya.

Dia menjelaskan proses pembangunan labkesmas harus memerhatikan keakuratan waktu, kualitas, jumlah, dan volume tugas.

“Keinginannya sepanjang pembuatan ini harus sesuai ketentuan dan proses yang berjalan, janganlah sampai ada pelanggaran, termasuk terus bekerjasama dengan lembaga vertikal berkaitan yang lain,” katanya.

Ia menjelaskan seluruh pihak berkaitan dengan eksekutor project pembangunan labkesmas harus bisa menjaga kredibilitas tugas dan pastikan kualitas bangunan sama sesuai standard sistematis dan arsitektural yang sudah diputuskan.

“Penting ada kolaborasi lintasi bidang dan bisa terus diperkokoh untuk kelancaran pembangunan sampai pengoperasian labkesmas itu,” ucapnya.

Labkesmas itu akan dibuat dua lantai dengan luas keseluruhan 1.544 mtr. persegi, adopsi arketipe Type Tier 2 dari Kementerian Kesehatan.

Beberapa sarana simpatisan yang lain, seperti instalasi pemrosesan air sampah (ipal), jaringan air bersih, cold penyimpanan sampah klinis, pagar pengaman, lanscape tempat, dan tempat parkir.

Labkesmas itu diperkokoh 67 tipe alat laboratorium sama sesuai standard Tier 2.

Posted in Berita | Leave a comment

Labkesmas Buol Dibuat, Pemeriksaan Air dan Kesehatan Tidak Perlu ke Luar Wilayah

BUOL, | Pemerintahan Kabupaten Buol mengawali pembangunan Laboratorium Kesehatan Warga (Labkesmas) sebagai sisi dari cara nyata membenahi service kesehatan dasar. Sarana ini diharap menjadi penunjang mekanisme laboratorium kesehatan wilayah yang sejauh ini tergantung pada pengetesan luar daerah.

Penempatan batu pertama dilaksanakan secara langsung oleh Bupati Buol, Risharyudi Triwibowo, ditemani Wakil Bupati Moh. Nasir Dj. Daimaroto, di lokasi project yang hendak menjadi tempat berdirinya Labkesmas. Ikut datang pada aktivitas itu Ketua DPRD Buol, elemen Komunitas Koordinir Pimpinan Wilayah (Forkopimda), Sekretaris Wilayah, pimpinan OPD berkaitan, Kepala Dinas Kesehatan, dan eksekutor dan konselor dari CV Mars dan CV Ikbatek 04.

Dalam sambutannya, Bupati mengatakan jika pembangunan Labkesmas adalah sisi penting proses dari alih bentuk service kesehatan di Kabupaten Buol. Dia menyebutkan laboratorium ini sebagai jalan keluar atas kebatasan pemeriksaan klinis yang sejauh ini harus ditunjuk ke luar wilayah.

“Kehadiran Labkesmas ini diharap bisa memberikan dukungan sarana servis kesehatan yang terdapat, dan menjawab keperluan warga, baik dari sisi kualitas atau jumlah,” tutur Risharyudi Triwibowo.

Menurut dia, selainnya percepat waktu analisis dan pengetesan, sarana ini akan kurangi beban ongkos yang sejauh ini dijamin warga untuk memperoleh hasil pemeriksaan di luar Buol. Satu diantara konsentrasi khusus ialah pengetesan air minum, yang sejauh ini belum bisa diatasi dengan lokal.

Selanjutnya, Bupati memperjelas jika proses pembangunan Labkesmas harus ikuti standard tehnis dan sistematis yang sudah diputuskan oleh Kementerian Kesehatan. Dia mengingati eksekutor dan konselor project tidak untuk meremehkan faktor kualitas.

“Bangunan ini memiliki sifat defensif dan harus penuhi persyaratan Labkesmas Tier 2 sama sesuai standard nasional,” jelasnya.

Pemda mengikutkan Labkesmas sebagai sisi dari gagasan periode panjang peluasan akses service kesehatan yang inklusif dan dapat dijangkau. Bupati mengutamakan keutamaan pastikan sarana itu betul-betul dapat digunakan oleh khalayak luas, terutama dalam servis laboratorium yang efisien dan professional.

Risharyudi mengharap pembangunan berjalan mulus dan sama sesuai ketetapan. Dia ajak semua barisan pemerintahan dan komponen warga untuk memberikan dukungan proses pembangunan ini sebagai sisi dari usaha bersama tingkatkan kualitas service kesehatan di Kabupaten Buol. (*)

Posted in Berita | Leave a comment

Dua Kepala desa di Buol dan Tolitoli Capai Penghargaan, Jadi Panutan Perdamaian di Daerah Tepian

PALU — Dua figur warga dari daerah utara Sulawesi tengah, Ramdan (Kepala desa Lakuan, Buol) dan Usman B (Kepala desa Pallakawe, Tolitoli), ikut menjadi yang menerima Non Litigation Peacemaker (NL.P) Tahun 2025.

Saranai aktif dari Kantor Daerah Kementerian Hukum Sulawesi tengah (Kanwil Kemenkum Sulteng) bersama Pemkab Buol dan Tolitoli menjadi kunci sukses pembimbingan hukum berbasiskan komune di wilayah itu.

Kepala Kanwil Kemenkum Sulteng, Rakhmat Renaldy, sampaikan jika daerah tepian seperti Buol dan Tolitoli mempunyai rintangan sosial tertentu.

“Tetapi mereka sukses mendatangkan ketenangan. Pak Ramdan dan Pak Usman ialah pimpinan yang berpikiran progresif—bahwa perselisihan dapat dihindari dengar dan memediasi,” terangnya. Selasa, (5/8/2025).

Rakhmat menambah jika peranan pimpinan lokal sebagai juru damai perlu mendapatkan support tanpa henti dari semua elemen pemerintah.

“Kami sudah siap menemani mereka, memberikan training, buka saluran hukum, dan pastikan mereka tidak jalan sendiri. Karena dusun yang damai ialah dasar dari wilayah yang kuat,” tutup Rakhmat Renaldy.

Posted in Berita | Leave a comment

Car Free Day Buol Padat, Masyarakat Semangat Cicipi Kulineran

Tolitoli: Minggu pagi, 3 Agustus 2025, teritori Lajur Dua Taman Mushola Agung Buol disanggupi lagi masyarakat yang semangat ikuti aktivitas Car Free Day (CFD). Masyarakat tiba bukan hanya untuk olahraga, tapi juga nikmati bermacam hidangan kulineran ciri khas wilayah dari beberapa aktor UMKM di tempat.

Satu diantara pengunjung, Ibu Wirna, akui suka dapat nikmati situasi CFD bersama keluarga. Dia benar-benar nikmati beragam makanan lokal yang dijajakan sekalian bisa berhubungan dengan warga yang lain dalam situasi yang sehat dan menggembirakan.

“Suka sekali ada CFD semacam ini, dapat olahraga sekalian jajan kulineran ciri khas Buol. Keinginan saya, mudah-mudahan aktivitas ini selalu bersambung dan aktor UMKM-nya semakin bertambah yang turut,” ungkapkan Ibu Wirna ke rri.co.id.

CFD Buol sekarang tidak cuma menjadi gelaran olahraga, tapi juga ruangan positif yang mempertemukan pola hidup sehat, selingan masyarakat, dan support riil pada kemajuan ekonomi lokal. Pemda dan warga diharap terus bersinergi supaya aktivitas ini makin mengalami perkembangan dan memberikan faedah luas untuk seluruh pihak.

Posted in Berita | Leave a comment

Pajak Tolitoli Gelar Wicara Bersama Bapenda Buol di Spectaxcular

Kantor Servis Pajak (KPP) Pratama Tolitoli mengadakan aktivitas Talkshow Spectaxcular 2023 bertopik “Satu Kolaborasi, Pajak Berperan” (Sabtu, 18/3). Gelar wicara ini diselenggarakan menggamit Kantor Servis, Penerangan dan Diskusi Perpajakan (KP2KP) Buol dan Tubuh Penghasilan Wilayah Kabupaten Buol.

Berada di Kafe Segi Utara, Kabupaten Buol, Sulawesi tengah, gelar wicara ini untuk memberi pembelajaran sekitar perpajakan. Pembelajaran ini tidak cuma untuk wajib pajak saja, tetapi untuk warga pemula yang nikmati gelar wicara ini. Satu diantara materinya pasti sekitar laporan Surat Pernyataan (SPT) Tahunan dan Pemadanan Nomor Induk Kependudukan (NIK)-Nomor Dasar Wajib Pajak (NPWP).

Pada acara itu, Eksekutor Seksi Servis KPP Pratama Tolitoli Fahri Dedy Hutama sebagai moderator sampaikan pertanyaan ke pembicara gelar wicara Kepala KPP Pratama Tolitoli Heri Widiyanto dan Kepala Tubuh Penghasilan Wilayah Kabupaten Buol Wahyu Setyabudhi.

“Barangkali dapat diterangkan sedikit ketidaksamaan pajak pusat dan pajak wilayah?” bertanya Fahri memancing perbincangan.

Heri Widiyanto menyikapi jika untuk pajak pusat misalnya ialah Pajak Pendapatan (PPh), Pajak Bertambahnya Nilai (PPN), dan Pajak Pemasaran Atas Barang Eksklusif (PPnBM). Heri jmelanjutkan jika PPh mempunyai pasal turunan, diantaranya: PPh Pasal 21 untuk upah, pembayaran selainnya upah yang diterima PNS, pendapatan teratur non-PNS, dan pembayaran atas aktivitas tertentu; PPh Pasal 22 untuk berbelanja barang oleh bendahara pemerintahan.

“Ada pula PPh Pasal 23 untuk pemangkasan atas jasa, dan ada PPh Final untuk jasa konstruksi, sewa bangunan, dan yang lain. Untuk pajak wilayah barangkali dapat diteruskan oleh Pak Wahyu lebih memahami,” sebut Heri menyelesaikan jawabnya.

Kepala Tubuh Penghasilan Wilayah Kabupaten Buol Wahyu Setyabudhi menyikapi pertanyaan mengenai pajak wilayah. Wahyu berkata jika pajak wilayah sama dengan pajak pusat yang mempunyai beragam tipe pajak.

“Kemungkinan yang tersering kita dengar ada Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Disamping itu ada juga Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Iklan, Pajak Sarang Burung Walet, Bea Pencapaian Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan ada banyak yang lain,” terang Wahyu.

Karena ada aktivitas Talkshow Spectaxcular 2023, Heri mengharap diwujudkannya kolaborasi yang bagus di antara Direktorat Jenderal Pajak dan Pemerintahan Wilayah dan makin meluasnya pengetahuan warga pemula mengenai pajak sebagai satu diantara sumber akseptasi negara. Heri mengingati audiensi yang datang agar selekasnya memberikan laporan SPT Tahunan 2022 Orang Individu saat sebelum batasan laporan usai pada 31 Maret 2023 kelak.

“Disamping itu, saya peringatkan untuk memadukan data NIK menjadi NPWP, supaya proses administasi perpajakan Bapak-Ibu sekaligus lebih gampang di awal tahun 2024 kedepan,” tegur Heri sambil tutup gelar wicara.

Posted in Berita | Leave a comment

Kapolres Buol Meminta Tiga Petinggi Baru Kerjakan Pekerjaan dengan Kredibilitas

BUOL, | Kapolres Buol AKBP Irwan, S.I.K., M.H., M.Tr.Opsla pimpin serah-terima kedudukan (sertijab) tiga petinggi khusus Polres Buol, Sabtu (2/8/2025). Perputaran petinggi ini dilakukan berdasar Surat Keputusan Kapolda Sulawesi tengah Nomor: KEP/343/VII/2025 dan KEP/344/VII/2025.

Kedudukan Kasat Reskrim sekarang digenggam AKP Jordan Randy Zethdan Pellokila, S.Tr.K., S.I.K., M.H., gantikan Iptu Toman Febriandi Sibuea, S.Tr.K., M.H., yang dipindahkan ke Ditreskrimum Polda Sulteng sebagai Bhayangkara Penyelia Administrasi. Kasat Samapta ganti, dari Iptu Agus Deni Susanto, S.H., ke Iptu Walidi. Dalam pada itu, posisi Kasi Propam diisikan oleh Iptu Dalyanto, yang pernah bekerja di Sat Resnarkoba Polres Buol.

Dalam instruksinya, Kapolres Irwan sampaikan jika perputaran kedudukan bukan hanya penyegaran susunan, tetapi sisi proses dari pembimbingan dan kenaikan kualitas kepimpinan di intern kepolisian.

“Perubahan kedudukan ini ialah bentuk keyakinan pimpinan ke saudara-saudara untuk memikul pekerjaan yang semakin lebih besar. Kami harap saudara bisa menjaga marwah lembaga, berlaku responsive pada keperluan warga, dan tingkatkan kualitas servis kepolisian,” tutur Irwan dalam upacara yang dituruti barisan perwira, personil kombinasi, dan pengurus Bhayangkari Cabang Buol itu.

Dia sampaikan terima kasih ke beberapa petinggi lama atas performa dan kesetiaan sepanjang bekerja di Polres Buol. “Mudah-mudahan pengalaman yang sudah didapat menjadi perbekalan bernilai dalam dedikasi pada tempat pekerjaan seterusnya,” katanya.

Posted in Berita | Leave a comment

Pemkab Buol Rajut Kerja Sama dengan Untad Membuka PSDKU

SULTENG RAYA- Kampus Tadulako (UNTAD) sudah tanda-tangani kerja sama dengan Pemerintahan Kabupaten Buol lewat Nota Kesepakatan (MoU) yang dilakukan pada Rabu sore, 30 Juli 2025, di Ruangan Rektor UNTAD. Penandatanganan ini menjadi langkah pertama berkaitan peningkatan Program Study di Luar Universitas Khusus (PSDKU) di Kabupaten Buol.

Bupati Buol, Drs. Risharyudi Triwibowo, dalam sambutannya sampaikan jika bekerja sama ini adalah taktik penting untuk meluaskan akses pendidikan tinggi untuk warga Buol. Dia mengutamakan jika kehadiran universitas negeri seperti UNTAD benar-benar diperlukan untuk mendatangkan program study tingkatan sarjana sampai pascasarjana di daerah itu.

“Bekerja sama ini tidak hanya masalah membuat universitas, tetapi juga cara vital untuk tingkatkan akses pendidikan kelanjutan pasca-SMA di Kabupaten Buol,” tuturnya.

Selanjutnya, Bupati menerangkan jika Pemkab Buol sekarang masih dalam tahapan pendekatan program study yang hendak disodorkan. Sama sesuai peraturan, minimum tiga program study dengan status legalisasi unggul harus disarankan untuk memberikan dukungan pendirian PSDKU.

Adapun tiga program study yang diperhitungkan diantaranya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Management dan aplikasinya, dan Teknik dan aplikasinya. Ke-3 sektor itu dipandang berkaitan dengan keperluan pembangunan wilayah.

Dalam peluang itu, Rektor UNTAD, Prof. Dr. Ir. Amar, ST., MT menyongsong baik ide bekerja sama ini dan mengutamakan jika kedatangan PSDKU tidak cuma sekedar buka kelas cabang, tapi sebagai bentuk loyalitas UNTAD dalam merealisasikan pendidikan yang rata dan inklusif.

“Buol berpotensi hebat, baik dari segi sumber daya alam atau manusianya. Kedatangan universitas negeri di situ tidak cuma keperluan, tetapi sebuah kewajiban supaya angkatan muda tak lagi harus mengelana jauh cuma untuk mengenyam pendidikan tinggi,” katanya.

Rektor memperjelas keutamaan rencana yang masak dalam pembukaan PSDKU. Dia memberikan contoh banyak daerah yang alami pengurangan ketertarikan pada PSDKU karena beragam faktor, seperti kenaikan daya saing ekonomi warga yang membuat mereka cenderung lebih memilih kuliah di kota besar atau luar negeri.

“Kita harus buka PSDKU dengan penuh penghitungan yang masak. Hingga PSDKU yang dibuka di Kabupaten Buol masih tetap menarik pecinta agar bisa meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi,” jelasnya.

Dengan perolehan legalisasi “Unggul” yang sudah dicapai UNTAD, pembukaan PSDKU di Buol sekarang mempunyai dasar yang kuat. MoU ini meliputi implikasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, riset, dan dedikasi ke warga.

Posted in Berita | Leave a comment

PKL Ditertibkan, Buol Ke arah Kota Lebih Teratur

Buol: Pemerintahan Kelurahan Buol bekerja sama dengan Pemerintahan Kecamatan Biau dan Unit Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Buol lakukan penertiban pada Pedagang Kaki Lima (PKL) yang jualan di tempat terlarang, Kamis (01/08/2025).

Penertiban ini dipegang secara langsung oleh Lurah Buol, Masita Kunding, sebagai sisi dari usaha membuat lingkungan kota lebih rapi, teratur, dan nyaman untuk semua warga.

“Aktivitas ini dilaksanakan untuk mengatur teritori supaya tidak awut-awutan dan mengusik keteraturan umum, khususnya disekitaran sarana umum dan jalan khusus,” terang Masita di selang aktivitas.

Proses penertiban berjalan teratur dan aman. Pemerintahan mengharap, cara ini menjadi awalnya dari pengaturan teritori kota yang lebih bagus dan berkesinambungan.

Posted in Berita | Leave a comment

Dari Pasar ke Meja Makan, Narasi Makanan Tradisionil dari Buol

Pada 2020 lalu, saya dan sejumlah rekan lakukan riset berkenaan makanan tradisionil dari Kabupaten Buol, Sulawesi tengah. Sepanjang dua minggu di atas lapangan, kami cari informasi dari pasar tradisionil sampai ke meja makan.

Dari beberapa makanan tradisionil di Buol, makanan terpopuler sampai sekarang ialah makanan dengan bahan dasar sagu. Kenapa makanan dengan bahan dasar sagu?

Makanan Dengan bahan Dasar Sagu

Dahulunya sagu adalah makanan dasar warga Buol. Tetapi, di akhir era ke-19, warga mulai berpindah konsumsi beras.

Walaupun sekarang sagu bukan makanan dasar di Buol, tetapi kita akan gampang temukan sagu dan makanan dengan bahan dasar sagu di wilayah ini. Jika kita ke pasar dan warung, banyak pedagang yang jual sagu.

Makanan dengan bahan dasar sagu banyak juga diketemukan di pasar, beberapa warung makan, dan tempat rekreasi di Buol pada harga relatif murah.

Sebagai wilayah pemroduksi sagu (terutama di Kecamatan Momunu) dengan kualitas baik, sagu menjadi jati diri budaya warga Buol. Ini kelihatan dari berbagai ragam kulineran ciri khas Buol dengan bahannya dasar sagu.

Sejumlah makanan tradisionil dengan bahan dasar sagu di wilayah ini, yakni: boid, yabuoy (ambal), pupuyun, yanggadiang, dan tombouat. Makanan tradisionil ini gampang diketemukan di sejumlah tempat di Buol.

Boid dibuat dari sagu yang umumnya digabung kelapa parut. Makanan ini diolah memakai dudongean (alat masak dari tanah liat) yang memiliki bentuk bulat.

Yabuoy dibuat dari sagu dan mempunyai tebaran di atasnya yang selanjutnya tertutupi kembali dengan sagu. Umumnya diberi ikan, lemak ayam, sayur-sayuran, pisang bahkan juga gula merah.

Pupuyun umumnya diolah memakai air mendidih dan harus diaduk-aduk terus-terusan sampai mengental. Pupuyun dikonsumsi bersama ikan kuah kuning.

Sementara yanggadiang dengan bahan dasar sagu dan gula merah, dan tombouat material dasar sagu dan lemak ayam/sapi. Semua beberapa bahan pembikinan kulineran itu ada di pasar, khususnya di Pasar Daerah Bugis.

Pasar Daerah Bugis di Buol

Satu diantara pasar di Buol yang lumayan ramai ialah Pasar Daerah Bugis di di Kecamatan Biau. Kenapa disebutkan Pasar Daerah Bugis? Rupanya ada sejarahnya.

Awalannya, orang Bugis lakukan migrasi ke wilayah ini lewat pelayaran dan perdagangan. Mereka menetap pada bagian timur Sungai Buol.

Selanjutnya, di awal era ke-20, beberapa ribu orang Bugis tinggal dan membudidaya kelapa di daratan pantai. Wilayah ini berkembang dan dikenali nama Daerah Bugis (Henley 2005:217).

Temandaud pada bukunya menulis jika dari 1880 sampai 1915, daerah Daerah Bugis menjadi pusat perdagangan di Buol. Satu diantara komoditas perdagangan yang terpenting ialah kopra yang dibawa kapal schoener atau kapal kayu Bugis (hlm. 59).

Di suatu pagi, dengan naiki becak motor, saya ke arah Pasar Daerah Bugis. Pasar ini benar-benar ramai. Beragam komoditas dijualbelikan pada tempat ini seperti dengan pasar pada tempat lain.

Satu diantara hal yang membandingkan pasar ini dengan pasar biasanya ialah komoditas yang dijualbelikan. Di sini, kita akan menyaksikan sagu dengan jumlah yang banyak. Seakan-akan pasar ini ibarat pasar sagu.

Ada yang menjualnya di atas becak, ada yang dalam gerai, dan ada di tepi jalan. Untuk saya yang dari daerah barat Indonesia, panorama ini ialah suatu hal yang baru dan unik.

Bukan hanya itu, di pasar ini ada banyak pedagang yang jual makanan dengan bahan dasar sagu. Sudah pasti saya berusaha untuk menikmatinya.

Selainnya sagu dan makanan dengan bahan dasar sagu, di Pasar Daerah Bugis ada gula aren. Gula aren dari Buol populer dengan kualitas yang baik. Harga benar-benar murah jika dibanding gula aren biasanya.

Mumpung murah tetapi berkualitas, saya juga beli sekarung gula aren itu langsung dari pengolahnya di Dusun Bongo. Gula aren dengan berat belasan kilo gr itu menjadi oleh-olehan yang membuat istri benar-benar berbahagia.

Bagaimana tidak, rupanya gula aren itu ialah gula terbaik yang dulu pernah kami konsumsi. Bahkan juga sampai saat ini, tidak ada yang dapat menaklukkannya. Karena mungkin gula itu langsung dibeli dari pembikinnya, masih hangat-hangat.

Berunding di Meja Makan

Jika bertandang ke sesuatu wilayah, hal yang tidak dapat terlewati ialah nikmati makanan ciri khas di wilayah itu. Satu kali lagi, makanan ciri khas dari Buol ialah makanan dengan bahan dasar sagu.

Makanan tidak cuma masalah rasa, tapi ada narasi dibalik makanan itu. Makanan menjadi fasilitas membangun jalinan yang baik dan dan fasilitas wisata.

Di Buol banyak tempat rekreasi pantai yang sediakan kulineran dengan bahan dasar sagu. Sesuatu saat, saya dan beberapa teman juga pilih nikmati kulineran di satu diantara pantai itu.

Sekalian menanti sajian, berunding menjadi aktivitas yang menggembirakan sekalian nikmati embusan angin dan menyaksikan bentangan ombak. Topik diskusinya bebas, dimulai dari masalah tugas sampai beberapa topik lucu yang membuat semua tertawa.

Sesudah sajian ada, dialog juga makin hangat. Sehubungan karena makanan itu baru pertama dimakan, karena itu masing-masing mengatakan gagasannya masalah rasa makanan.

Tentu semua menjelaskan jika makanan itu sedap, apalagi di depan penjual. Sukurnya, semua makanan yang diminta dapat dihabiskan. Ini membuat penjual senang juga.

Dialog di atas meja makan bersama beberapa teman benar-benar menggembirakan, apalagi dilaksanakan pada tempat yang sangat nyaman. Selainnya dapat nikmati makanan, dialog itu dapat sama-sama menajamkan dan memberikan dukungan tugas.

Dialog itu bisa memperkuat pertemanan yang selalu diingat. Jika di masa datang berjumpa, masa lalu itu akan mempersatukan menjadi narasi yang hangat.

Tidak cuma dengan rekan, dialog di atas meja makan dilaksanakan penjual. Di satu segi, kita memerlukan info tentang beberapa hal terutama berkaitan makanan tradisionil yang dijualnya.

Kita dapat memperoleh informasi mengenai sejarah, penyebaran, dan prospect ekonomi dari kulineran itu. Mungkin tidak seluruhnya penjual punyai waktu dan pengetahuan mengenai itu, tapi minimal mereka dapat memberi informasi awalnya/dasar.

Disebelah lainnya, penjual benar-benar senang dan merasa dipandang saat kita berunding sama mereka. Mereka merasakan ada pada posisi terhormat seperti seorang guru yang memberi informasi untuk siswa.

Cukup banyak penjual yang siap temani konsumen di atas meja makan sekalian berunding. Mereka ingin ketahui banyak hal dari pengunjung, apalagi pengunjung di luar wilayah.

Penutup

Narasi makanan tradisionil dari Buol memperlihatkan jika tiap wilayah mempunyai kekhasan sebagai jati diri budayanya. Tiap pasar tradisionil dan makanan yang dicicipi di atas meja makan mempunyai narasi sendiri.

Daftar Bacaan

Henley, David. 2005. Fertility, Food And Fever: Population, Economy and Environment in North and Central Sulawesi, 1600-1930. Leiden: KITLV Press.

Temandaud, T. 1949. Tambo dan Sejarah Buol. Gorontalo: Drukkerij Annaser.

Posted in Berita | Leave a comment